Karya Tulis Ilmiah Sistem Reproduksi Manusia
Menurut Al-Qur’an
BAB
I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
Secara kebetulan seseorang berjalan
melewati sebuah taman yang terhampar di tanah yang bersih, di sekelilingnya
telah dipasangi pagar besi untuk menjaga para perusak, dan pagar besi itu
diperindah dengan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya, sedangkan di belakangnya
dibangun sebuah kincir angin. Taman itu memiliki dua pintu dan jalan masuk yang
fantastis berikut tempat duduk di pinggirnya sebagai tempat peristirahatan.
Jika berjalan mengitari taman itu,
tampak berbagai jenis pepohonan yang telah dipangkas dengan rapi, berikut
bunga-bungaan yang beragam. Pepohonan dipelihara dan diatur sedemikian rupa
sesuai dengan kehendak pemiliknya.
Lalu di tengah-tengah taman tersebut
dibangun sebuah rumah dengan bentuk yang indah disertai dengan perabotan
interior yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Apakah semua keberaturan
dan keindahan itu diciptakan secara kebetulan? Apakah taman itu diciptakan dari
ketidakadaan? Apakah tempat tersebut sepadan dengan tempat lainnya yang tak
terurus?
Demikian pula keeajaiban-keajaiban
pada mahluk hidup seandainya kita tidak mau memperlihatkan dan memikirkannya
secara seksama. Tidak ada yang dapat kita perbuat, kecuali hanya memuji kepada
Sang Pencipta yang telah menempatkan keajaiban-keajaiban hidup pada mahluk
hidup manusia, hewan, dan tumbuhan.
Allah Berfirman:
Artinya:
“Maka hendaklah manusia memperhatikan
dari apakah dia diciptakan?”
(Q.S
At-Thariq: 5)
Ilmu Pengetahuan telah membuktikan
bahwa pada dasarnya hanya bersel satu. Sel ini kemudian membentuk tulang
belakang dan tulang rawan serta daging dan jugan organ-organ tubuh seperti
organ-organ reproduksi. Sel ini pulalah yang merekatkan aliran darah dan
membentuk lapisan-lapisan kulit tipis serta bulu mata yang halus.
Dari sel tersebut juga muncul
penglihatan, pendengaran, dan rasa. Sekaligus sel ini pula yang berfungsi
menentukan tinggi, pendek, putih, hitamnya seseorang. Sel ini dianggap benih
kehidupan yang unsur-unsurnya telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Kemudian, pergerakan berikut sistem
pemisahan unsur-unsurnya juga dipelajari. Adapun rahasia kehidupan pada sel
tersebut tidak mampu dipecahkan oleh ilmu pengetahuan dan para ahli. Mereka
mengakui bahwa disinilah letak kekuasaan Allah SWT yang tercatat dalam
Al-Qur’an.
- B. Pembatasan Masalah
Rahasia kehidupan sel selalu saja
menarik untuk dibicarakan. Rahasia-rahasia tersebut sudah menembus batas logika
dan sudah tidak mampu lagi dipecahkan oleh ilmu dan para ahli sekalipun seperti
misteri Sistem Reproduksi dan sistem organ tubuh lainnya. Al-Qur’an sebagai
kitab penyempurna dari segala kitab terdahulunya menyimpan rahasia-rahasia itu
dalam rangkaian-rangkaian ayat-ayat indah dari firman Allah SWT yang telah
tersusun dengan rapih dan memiliki sejuta makna dari ayat-ayat itu. Dari
hal-hal tersebut maka bermunculan lah pertanyaan-pertanyaan seputar masalah
Sistem Reproduksi yang terurai dalam point-point berikut:
- Apakah Al-Qur’an membicarakan tentang Sistem Reproduksi?
- Apakah Al-Qur’an karena membicaran tentang Sistem Reproduksi?
- C. Perumusan Masalah
Sistem Reproduksi. Inilah yang
menjaga kelangsunganhidup manusia. Tidak ada perbedaan bentuk dan cara kerja
pada manusia yang satu dan yang lainnya. Hewan-hewan bersperma tidak pernah
mengetahui bahwa pada mulanya mereka adalah sel-sel yang bergerak.
Gerakan-gerakannya menyerupai darah, namun memiliki kepala dan leher yang
pendek serta ekor yang panjang. Ia bergerak dengan ekor yang mirip spiral.
Ilmu pengetahuan telah mengeluarkan
pernyataan resmi bahwa sesungguhnya Allah sengaja menciptakan sel-sel tersebut
untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
Apabila ia berada dalam kondisi yang
kurang layak, unsure-unsur kehidupan akan tetap tersimpan padanya. Pada saat
itu aktivitasnya sama sekali tidak tampak. Namun bila ia menemukan kesempatan
yang layak energy dan aktivitasnya pun akan kembali padanya. Aktivitas itu akan
terus berlanjut selama beberapa hari kemudian sambil menunggu sel telur yang
dipancarkan oleh indung telur betina. Di dalam sel tersebut terdapat sebuah
system yang membawa kesuburan.
Semua proses itu terjadi atas
kehendak Allah SWT. Tidak ada intervensi dari kekuatan luar apapun, apakah
kekuatan kimiawi, energi, akal, atau pengetahuan yang mengarahkan sperma ke sel
telur.
- D. Tujuan Penulisan
Tujuan secara umum dari diadakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui rahasia kehidupan pada sel-sel mahluk
hidup tersebut yang sudah menembus batas logika dan sudah tidak mampu lagi
dipecahkan oleh ilmu dan para ahli sekalipun sehingga mereka mengakui bahwa
disinilah letak kekuasaan Allah SWT yang tercatat dalam Al-Qur’an dan. Sel yang
kami maksudkan itu adalah Sel Sperma dan Sel Ovum yang dihasilkan dari Sistem
Reproduksi Manusia. Lalu apakah benar Al-Qur’an menyimpan semuanya dalam baitan
ayat-ayat firman Allah? Semua ini masih merupakan tanda tanya bagi manusia.
Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan jawaban pasti dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
- E. Metode Penelitian
Pada penulisan karya tulis ini kami
menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan
dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi 20
pertanyaan-pertanyaan mengenai Sistem Reproduksi yang mengacu pada tujuan
yang telah ada.
- F. Manfaat
Adapun manfaat-manfaat yang dapat
kita peroleh dari penelitian pemanasan Global ini adalah :
- Untuk mengetahui secara jelas apakah Al-Qur’an menjelaskan tentang Sistem Reproduksi Manusia
- Untuk mengetahui secara jelas Al-Qur’an dan As-Sunnah itu tidak Porno karena membicaran tentang Sistem Reproduksi?
- G. Hipotesa
- Al-Qur’an memang menjelaskan tentang Sistem Reproduksi Manusia
- Al-Quran dan itu tidak porno
BAB
II
TELAAH
PUSTAKA
- A. Reproduksi Manusia
Reproduksi merupakan suatu
masalah yang dibahas manusia. Dari
permulaan dan juga dalam
perincian-perinciannya pembahasan itu mengandung konsepsi yang
salah. Pada abad pertengahan dan sampai periode yang belum begitu
lama, mitos dan khayal meliputi soal reproduksi. Hal
tersebut memang wajar, oleh karena untuk memahami mekanisme
reproduksi yang kompleks, orang harus tahu anatomi, harus
telah menemukan mikroskop dan harus sudah ada
ilmu-ilmu fundamental yang menjadi sumber fisiologi,
embriyologi, obstetrik dan lain-lain.
Qur-an
berlainan dengan itu semua.
Ia menyebutkan tempat-tempat mekanisme
yang tepat dan menyebutkan
tahap-tahap yang pasti dalam reproduksi, tanpa memberi bahan yang keliru
sedikit jua pun. Semuanya diterangkan secara
sederhana dan mudah difahami oleh semua orang serta sangat sesuai
dengan hal-hal yang ditemukan Sains pada kemudian hari.
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.”
(Q.S
An-Nisa:1)
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
(Q.S
Ar-Rum: 21)
Dalam Qur-an kita dapatkan
perincian-perincian tentang kehidupan praktis, tentang tindakan yang
harus dilakukan oleh manusia dalam peristiwa-peristiwa
bermacam-macam dalam hidupnya. Kehidupan seks juga tidak dikecualikan. Dua
ayat Qur-an membicarakan hubungan seks. Hubungan seks itu
disebutkan dengan kata-kata yang mencakup: penjelasan tetapi dalam
batas tata susila yang diperlukan. Jika kita membaca
terjemahan dan tafsiran ayat-ayat itu, kita
dapatkan perbedaan yang besar didalamnya
Artinya :
“Maka henaklah manusia memperhatikan
dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang
keluar diantara bagian seksual daripada laki-laki dan perempuan.”
(Q.S
At-Thariq:5-7)
Daerah seks dalam
badan manusia lelaki dinamakan dalam Qur-an
“sulb” (kata satu). Daerah seks dalam badan wanita disebut “taraib”
(kata jamak). Yang tersebut di atas itu adalah
terjemahan yang paling tepat. Terjemahan
itu berbeda dengan terjemahan yang dilakukan oleh
pengarang-pengarang Inggeris dan Perancis; umpamanya:
“manusia itu diciptakan daripada cairan yang memancar
yang keluar dari tulang punggung dan tulang-tulang dada.”
Yang tersebut itu lebih merupakan interpretasi
daripada merupakan suatu terjemahan; disamping itu memang
sukar difahami. Kelakuan manusia dalam hubungan seks dengan istrinya
dalam bermacam-macam peristiwa juga diterangkan.
Artinya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang
haid. Katakanlah haid itu adalah kotoran. Oleh karena itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu haid. Janganlah kamu mendekati mereka
sebelum mereka suci. Bila mereka telah suci maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan, sesungguhnya Allah menyukai orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Istrimu adalah (seperti) tanah
tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok tanammu itu
bagaimans saja kamu kehendaki Dan kerjakanlah amal-amal yang baik untuk
dirimu.”
(Q.S
Al-Baqarah: 222-223)
Permulaan paragraf
tersebut mempunyai arti yang jelas: larangan
bersetubuh dengan wanita yang sedang haid adalah mutlak.
Ayat kedua menunjukkan tindakan
lelaki yang mendahului menempatkan
bibit yang akan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan baru. Di sini secara
tidak langsung ditekankan bahwa
tujuan hubungan seks adalah untuk
mendapatkan keturunan. Kalimat terakhir itu nampaknya menunjukkan tindakan
pendahuluan untuk hubungan seks.
Tuntunan yang
diberikan di sini adalah bersifat umum. Berhubung
dengan ayat-ayat ini ada
yang mengajukan pertanyaan, tentang contraceptique
(K.B.). Dalam hal ini Qur-an tidak memberi jawaban. Di sini
atau di lain tempat.
Pengguguran juga
tidak disebutkan akan tetapi ayat-ayat banyak yang kita sebutkan
di atas tentang transformasi yang berurutan sudah cukup jelas
untuk menganggap bahwa manusia itu telah terbentuk dari semenjak ia dalam
keadaan “sesuatu yang melekat.” Dalam kondisi ini
rasa hormat yang mutlak bagi manusia yang sering ditekankan oleh
Qur-an, mendorong kita untuk menghukum tindakan
pengguguran secara total. Pendirian semacam ini juga
pendirian agama-agama monoteis sekarang.
Artinya :
“Dihalalkan bagi kamu pada malam
hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu pakaian bagimu dan
kamupun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi keringanan
bagimu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah
untukmu.”
(Q.S
Al-Baqarah: 187)
Tetapi mengenai mereka yang
melakukan ibadah haji di Mekah; tak ada kekecualian pada waktu hari mulia
itu.
Artinya :
“Maka barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafath (mengeluarkan
perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh, atau bersetubuh) berbuat
fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”
(Q.S
Al-Baqarah: 197)
Larangan hubungan seks pada waktu
haji itu mutlak, sebagai mana larangan-larangan
lainnya seperti memburu dan bercekcok.
Menstruasi juga disebutkan dalam
Qur-an berhubungan dengan perceraian:
Artinya :
“Dan perempuan-perempuan yang tidak
haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu
(tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu
(pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil,
waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang
-siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan
dalam urusannya.”
(Q.S
At-Thalaaq: 4)
Waktu menunggu (iddah) yang
dibicarakan di sini adalah waktu yang lalu
antara pengumuman cerai dengan permulaan
perceraian itu berlaku (menjadi efektif). Wanita
yang dikatakan “putus masa daripada haid” ialah wanita yang sudah
mencapai ketingkatan (menopause). Bagi
mereka, untuk kebijaksanaan, waktu tiga bulan diperlukan antara
pengumuman talak dan berlakunya. Setelah waktu itu
berlalu, mereka boleh kawin lagi. Bagi wanita yang belum haid; iddahnya
juga tiga bulan. Bagi wanita yang hamil, talak itu menjadi efektif hanya pada
waktu ia telah melahirkan.
Segala peraturan ini
adalah sesuai dengan penyelidikan- penyelidikan
fisiologi. Di samping itu, kita dapatkan juga dalam Qur-an ayat-ayat yang
mengatur janda; ayat-ayat itu mengandung hukum-hukum.
Dengan begitu maka
mengenai pernyataan teoritis tentang reproduksi, dan mengenai
tuntunan-tuntunan praktis tentang kehidupan seks antar
suami isteri, kita dapatkan bahwa tak
ada sesuatu hal
yang disebutkan dalam persoalan ini,
bertentangan dengan hasil penyelidikan Sains modern
atau akibat-akibatnya yang mungkin timbul kemudian.
B. PERINGATAN TENTANG IDE TERTENTU
Adalah tidak mudah
untuk mendapatkan ide reproduksi dalamQur-an. Kesulitan pertama
adalah ayat-ayat yang mengenaisoal ini tersebar di
seluruh Qur-an seperti yang kita lihatdalam soal-soal lain.
Tetapi soal ini tidak merupakankesulitan
besar. Yang dapat menyesatkan seorang penyelidikadalah soal arti kata
(vocabulary).
Pada waktu
sekarang terdapat terjemahan-terjemahan
dantafsiran tentang beberapa ayat yang memberi gambaran
salahtentang wahyu Qur-an mengenai hal-hal ilmiah.
Kebanyakanterjemahan Qur-an menyebutkan pembentukan
manusia mulaidengan “segumpal darah”
dan adherence (rangkaian).Penjelasan semacam
itu sangat tak dapat diterima olehseorang
spesialis. Manusia bukan begitu asal mulanya. Dalam ayat-ayat
yang membicarakan menetapnya telur dalam uterus(rahim) wanita, kita
akan melihat kesalahan ahli-ahli keIslaman yang tidak
mengetahui soal-soal ilmiah.
Keadaan semacam tersebut
meyakinkan kita akan pentingnyaperpaduan antara pengetahuan bahasa
dan pengetahuan ilmiahagar dapat mengerti
makna ayat Qur-an yang membicarakanreproduksi.
Pertama Qur-an menandaskan
transformasi terus menerus yangdialami oleh embrio dalam uterus
(rahim) si ibu.
Artinya:
“Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh)mu seimbang.
(Q.S
Al-Infithaar:6-7)
Artinya:
“Mengapa kamu tidak percaya akan
kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan kejadian.”
(Q.S
Nuh: 13-14)
Di samping pernyataan yang sangat
umum, teks Qur-an menarikperhatian kita mengenai
soal-soal teks reproduksi, yangdapat kita kelompokkan sebagai
benkut:
- Pembuahan (fecondation) terjadi karena kadar yang sangat sedikit daripada cair.
- Watak dan zat cair yang membuahi.
- Menetapnya telor yang sudah dibuahi.
- Perkembangan embnyo.
v PEMBUAHAN TERJADI KARENA
KADAR YANG SANGAT SEDIKIT DARIPADA CAIR
Qur-an menyebutkan soal
ini sebelas kali dengan memakaikata-kata yang kita
dapatkan dalam surat An-Nahl ayat 4.
Artinya:
“Dia telah menciptakan manusia dari
mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
(Q.S
An-Nahl: 4)
Artinya:
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari
tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian
dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya
kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua,
di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”
(Q.S
Al-Mu’min: 67)
Kita harus menterjemahkan kata
bahasa Arab Nutfah dengan kata “setetes
sperma,” kecuali jika nanti ada kata bahasaPrancis yang lebih cocok.
Perlu diterangkan bahwa “Nutfah”berasal dan akar kata yang
berarti: mengalir; kata tersebutdipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap
dalam wadah,sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi
kata itu menunjukkansetetes kecil, dan di sini berarti
setetes air sperma,karena dalam ayat lain diterangkan bahwa
setetes itu adalah setetes sperma.
Artinya:
“Bukankah ia dahulu sctetes mani
yangditumpahkan?”
(Q.S
Al-Qiyamah: 37)
Kata bahasa Arab Maniy berarti
Sperma. Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setetes air itu ditaruh ditempat yang
tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin.
Artinya:
“Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”
(Q.S
Al-Mu’minun: 13)
Perlu ditambahkan di sini bahwa kata
sifat “makin” tak dapatsaya terjemahkan dalam
bahasa Perancis. Kata tersebut menunjukkan tempat
yang terhormat, tinggi dan kokoh.Bagaimanapun, maksudnya
adalah tempat membesarnya manusiadalam organisme ibu. Tetapi yang lebih
penting ialah bahwa ide tentang setitik cair yang
diperlukan untuk pembuahan,sesuai tepat dengan Sains yang kita ketahui
sekarang.
v WATAK ZAT CAIR YANG
MEMBUAHI
Qur-an menyebutkan cair yang
memungkinkan pembuahan dengansifat-sifat yang perlu kita selidiki.
- Sperma
Artinya:
“Bukankah ia dahulu sctetes mani
yangditumpahkan?”
(Q.S
Al-Qiyamah: 37)
- b. Cairan terpancar,
Artinya :
“Maka henaklah manusia memperhatikan
dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang
keluar diantara bagian seksual daripada laki-laki dan perempuan.”
(Q.S
At-Thariq:5-7)
c. Cairan yang hina,
Artinya:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari
air yang hina.”
(Q.S
Al-Mursalat: 20)
Sifat “hina” (mahin) dapat
diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya
dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan
memakai saluran yang dilewati air kencing.
- d. Camparan atau dicampur (amsyaj).
Artinya:
“Sesunggahnya Kami telah menciptakan
manusia dan setetes mani yang bercampur …”
(Q.S
Al-Insan: 2)
Banyak ahli tafsir seperti
Hamidullah mengira bahwa campuran itu adalah campuran
unsur lelaki. Begitu juga ahli-ahlitafsir kuno yang
tidak memiliki ide sedikitpun
tentangfisiologi pembuahan, khususnya
kondisi-kondisi biologiwanita-wanita. Mereka itu
mengira bahwa kata “campuran”hanya menunjukkan bertemunya
unsur lelaki dan wanita.
Tetapi ahli tafsir
modern seperti penulis Muntakhab yangditerbitkan oleh Majlis Tertinggi
Soal-soal Islam di Cairomengoreksi cara para ahli tafsir kuno
dan menerangkan bahwasetetes sperma mengandung banyak
unsur-unsur. Ahli-ahlitafsir Muntakhab tidak memberikan perincian tetapi saya
rasaketerangannya sangat tepat.
Apakah unsur-unsur sperma yang
bermacam-macam itu? Cairansperma dibikin oleh
pengeluaran-pengeluaran bermacam-macamyang berasal dari kelenjar-kelenjar
seperti berikut :
ü Testicule, pengeluaran
kelenjar kelamin lelaki yang mengandung spermatozoide yakni sel panjang yang
berekor dan berenang dalam cairan serolite
ü Kantong-kantong benih
(vesicules seminates); organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoide,
tempatnya dekat prostrate, organ ini juga mengeluarkan cairan tetapi cairan itu
tidak membuahi.
ü Prostrate, mengeluarkan
cairan yang memberi sifat krem serta bau khusus kepada sperma.
ü Kelenjar yang tertempel
kepada jalan air kencing. Kelenjar Cooper atau Mery mengeluarkan cairan yang
melekat, dan kelenjar Lettre mengeluarkan semacam lendir.
Itulah unsur-unsur campuran yang
tersebut dalam Qur-an.
Tetapi ada lagi
suatu hal yang penting. Jika
Qur-anberbicara tentang cairan yang membuahi dan yang terdiri
daribermacam-macam unsur, ia memberi tahu kepada
kita bahwaterjadinya manusia adalah
karena sesuatu yang dapatdikeluarkan dari cairan tersebut.
Artinya:
“Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).”
(Q.S
As-Sajdah:8)
Kata bahasa Arab yang
diterjemahkan di sini sebagai sari(Quint
essence) berarti suatu bahan yang dikeluarkan ataukeluar dari bahan
lain dan merupakan bagian yang terbaikdaripada
bahan itu. Bagaimanapun cara menterjemahkannya,maksudnya
adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan.
Yang menyebabkan pembuahan
telor atau memungkinkanreproduksi adalah sebuah
sel panjang yang besarnya 1/10.000(sepersepuluh ribu) milimeter. Satu
daripada beberapa jutasel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan
normal dapatmasuk dalam telor wanita (ovule). Sejumlah yang sangat
besartetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun darikelamin
wanita sampai ke telor (ovule) di dalam
rendahanrahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagiansangat
kecil daripada cairan yang menunjukkan
aktivitassangat komplit.
Bagaimana kita tidak
terpukau oleh persesuaian antara teksQur-an dengan pengetahuan ilmiah yang kita
miliki sekarang.
v NIDASI TELOR LELAKI DALAM
RAHIM
Telor yang sudah dibuahkan dalam
“Trompe” turun bersarang didalam rendahan
(cavite) Rahim (uterus). Inilah yangdinamakan
“bersarangnya telur”. Qur-an menamakan uterus tempat telor
dibuahkan itu Rahim(kata jamaknya Arham).
Menetapnya telur
dalam rahim terjadi karena
tumbuhnya(villis) yakni perpanjangan telor yang akan mengisap
daridinding rahim, zat yang perlu bagi
membesarnya telor,seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah.
Pertumbuhansemacam ini mengokohkan telor dalam
Rahim. Pengetahuantentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman
modern.
Pelekatan ini disebutkan dalam
Qur-an 5 kali.
Artinya: “Yang menciptakan manusia
dari sesuatu yang melekat.”
(Q.S
Al-Alaq: 2)
“Sesuatu yang melekat” adalah
terjemahan kata bahasa Arab:’alaq. Ini
adalah arti yang pokok. Arti lain
adalah”gumpalan darah” yang sering disebutkan dalam
terjemahanQur-an. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi.Manusia
tidak pernah melewati tahap “gumpalan darah.” Adalagi
terjemahan ‘alaq dengan “lekatan” (adherence) yang jugamerupakan kata yang
tidak tepat. Arti pokok yakni “sesuatuyang melekat” sesuai sekali
dengan penemuan Sains modern.
Ide tentang “sesuatu
yang melekat” disebutkan dalam 4 ayatlain yang membicarakan
transformasi urut-urutan semenjaktahap “setetes sperma” sampai
sempurna.
Artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dan kabur) maka
(ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, (sesuatu yang
melekat) kemudian dari segumpal daging yang
sempurna keadaannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu.”
(Q.S
Al-Hajj: 5)
Artinya:
“Dialah yang menciptakan kamu dan
tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dan segumpal darah (sesuatu
yang melekat).”
(Q.S
Al-Mu’min: 67)
Artinya:
“Bukankah ia dahulu setetes mani
yang ditumpahkan (kedalam rahim). Kemudian mani
itu menjadi segumpal darah (sesuatu yang melekat)
lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya.”
(Q.S
Al-Qiyamah: 37-39)
Anggauta tempat “mengandung” itu
terjadi, selalu disebutkandalam Qur-an dengan kata yang berarti uterus.
Dan beberapa
surat, tempat itu dinamakan “Tempat menetapyang kokoh.” (surat 23
ayat 13 yang pernah kita sebutkan dansurat 77 ayat 21.18
v PERKEMBANGAN EMBRIYO
DIDALAM PERANAKAN
Hal-hal yang disebutkan oleh Qur-an
sesuai dengan apa yangdiketahui manusia tentang
tahap-tahap perkembangan embryodan tidak mengandung hal-hal yang dapat dikritik
oleh Sainsmodern.
Setelah “sesuatu yang
melekat,” yaitu kata-kata yang telahkita lihat kebenarannya, Qur-an
mengatakan bahwa embriyomelalui tahap:
daging (seperti daging yang dikunyah),kemudian
nampaklah tulang yang diselubungi dengan
daging(diterangkan dengan kata lain yang berarti daging segar).
Artinya:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan sesuatu yang melekat dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan
dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”
(Q.S
Al-Mu’minun:14)
Daging (seperti yang dikunyah)
adalah terjemahan kata bahasaArab mudlghah;
daging (seperti daging segar) adalahterjemahan
lahm Perbedaan perlu digaris bawahi, embriyo padapermulaannya
merupakan benda yang nampak kepada mata biasa(tanpa alat), dalam tahap
tertentu daripada perkembangannya,sebagai daging dikunyah.
Sistem tulang, berkembang padabenda tersebut dalam yang dinamakan
“mesenhyme.” Tulang yangsudah terbentuk dibungkus
dengan otot-otot, inilah yangdimaksudkan dengan “lahm. “
Dalam perkembangan embriyo, ada
beberapa bagian yang muncul,yang tidak seimbang
proporsinya dengan yang akan menjadimanusia nanti, sedang bagian-bagian
lain tetap seimbang.
Bukankah arti kata
bahasa Arab “mukhallaq” yang berarti”dibentuk dengan
proporsi seimbang” dan dipakai dalam ayat 5surat 22, disebutkan untuk
menunjukkan fenomena ini?
Qur-an juga
menyebutkan munculnya pancaindera dan hati(perasaan,
af-idah)
Artinya:
“Kemudian Dia menyempurnakannya dan
meniupkan ke dalam tubuhnya roh (ciptaan)Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati.”
(Q.S
As-Sajdah: 9)
Qur-an juga menyebutkan terbentuknya
seks:
Artinya:
“Dan bahwasanya Dialah yang
menciptakan berpasang- pasangan laki-laki dan perempuan, dan air mani apabila
dipancarkan.”
(Q.S
An-Najm: 46)
Artinya:
“Dan Allah menciptakan kamu dari
tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
(laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”
(Q.S
Fathir:11)
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam
syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.”
(Q.S
Al Isra: 32)
Semua pernyataan-pernyataan Qur-an
harus dibandingkan denganhasil-hasil Sains modern; persesuaian di
antara kedua haltersebut sangat jelas.
Tetapi juga sangat perlu untukmembandingkannya
dengan kepercayaan-kepercayaan umum yangtersiar
pada waktu Qur-an, agar kita mengetahui
bahwamanusia pada waktu itu tidak mempunyai konsepsi seperti
yangdiuraikan oleh Qur-an mengenai problema-problema
tertentu.Mereka itu tidak dapat menafsirkan Qur-an seperti yang kitalakukan
sekarang setelah hasil Sains modern membantu kita.Sesungguhnya hanya baru
pada abad XIX, manusia mempunyaipandangan yang jelas
tentang hal-hal tersebut.
Selama abad
pertengahan mitos dan spekulasi tanpa dasar merupakan sumber
dari pada doktrin yang bermacam-macam, yang tetap dianut
orang setelah abad pertengahan selesai. Banyak orang tidak tahu
bahwa tahap fundamental dalam sejarah embryologi
adalah pernyataan Harvey pada th. 1651 bahwa:”Semua yang
hidup itu berasal dari telor.”
Juga banyak orang tidak tahu
bahwa embriyo itu terbentuksedikit demi
sedikit, sebagian demi sebagian. Tetapi padawaktu ilmu pengetahuan
baru telah mendapat bantuan daripenemuan
baru yaitu mikroskop untuk menyelidiki soal-soalkita ini,
masih terdapat banyak orang yang membicarakanperan
telur spermatozoide. Seorang naturalis, yaitu Buffontermasuk golongan
ovist (yaitu golongan yang menganut teoripengkotakan). Bonnet
salah seorang penganut teori tersebutmengatakan bahwa telor
Hawa, ibu dari jenis manusia,mengandung
segala bibit jenis manusia, yang disimpan dalampengkotakan,
yang satu didalam yang lainnya.
Hipotesasemacam ini masih diterima orang pada abad XVIII.
Lebih seribu
tahun sebelum zaman tersebut, di
manadoktrin-doktrin khayalan masih mendapat pengikut,
manusiasudah diberi Qur-an oleh Tuhan. Pernyataan-pernyataan Qur-anmengenai
reproduksi manusia menjelaskan hal-hal yang pokokdengan
istilah-istilah sederhana yang manusia memerlukanberabad-abad
untuk menemukannya.
QUR-AN DAN PENDIDIKAN SEKS
Dengan bukti-bukti itu hendaknya
setiap muslim mengetahui:
- Manusia diciptakan oleh Alloh swt. berpasangan
- Pergaulan antara perempuan dan laki-laki dewasa dibatasi dengan hukum-hukum
- Kehamilan adalah syah bila terjadi setelah perkawinan yang syah menurut Islam
- Setiap muslim mengetahui hukum haid
- Setiap muslim mengetahui tatakrama pergaulan suami istri
Hubungan seksual di luar nikah atau
tidak dalam ikatan pernikahan :
- Berdasarkan ayat-ayat (bukti-bukti) diatas maka menikah itu menjadi suatu syarat syahnya hubungan seksual suami/laki-laki dengan istrinyaà demikian pula pertemuan sperma dengan ovum
- Janin yang dikehendaki tumbuh, maka bila kelak lahir dan dewasa, dia akan mendapatkan hak dan kewajiban berdasarkan hukum Alloh dan RasulNya
Hubungan seksual diluar ikatan
pernikahan disebut zinaa.
- Masing-masing pelaku zinnaa berdosa dengan hukuman berat berdasarkan Al Qur-aan
- Syahwat seksual adalah karunia Alloh. Ketika laki-laki maupun perempuan tumbuh menjadi dewasa dengan tanda kedewasaannya masing-masing, tumbuh pula daya saling tertarik diantara mereka.
- Untuk halalnya hubungan mereka, Alloh membuat aturan/hukum yang menguntungkan bagi kehidupan berumah tangga, keselamatan, ketentraman bagi generasi manusia dunia dan akhirat
BAB
III
METODE
PENELITIAN
- A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan
adalah penelitian korelatif, yaitu penelitian yang menghubungkan data-data yang
ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami
dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan
data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan
penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
- B. Sumber Data
Sumber data diambil dari penyebaran
angket yang dibagikan kepada 40 teman saya di SMPN 8 Bogor. Dan didapat
hasil.
Soal
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
||||
SS
|
S
|
B
|
KS
|
TS
|
||
1
|
12
|
13
|
5
|
0
|
0
|
30
|
2
|
13
|
14
|
1
|
2
|
0
|
30
|
3
|
20
|
6
|
2
|
2
|
0
|
30
|
4
|
12
|
3
|
8
|
2
|
5
|
30
|
5
|
2
|
15
|
12
|
1
|
0
|
30
|
6
|
9
|
11
|
10
|
0
|
0
|
30
|
7
|
20
|
10
|
0
|
0
|
0
|
30
|
8
|
10
|
6
|
13
|
1
|
0
|
30
|
9
|
3
|
15
|
5
|
3
|
4
|
30
|
10
|
10
|
15
|
4
|
0
|
1
|
30
|
11
|
1
|
2
|
14
|
6
|
7
|
30
|
12
|
8
|
2
|
5
|
10
|
5
|
30
|
13
|
24
|
5
|
1
|
0
|
0
|
30
|
14
|
3
|
5
|
10
|
5
|
7
|
30
|
15
|
18
|
8
|
3
|
1
|
0
|
30
|
Jumlah
|
165
|
130
|
93
|
33
|
29
|
450
|
- C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang
kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami
dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan
tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang
berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling
berkaitan.
- D. Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data
yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan
landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai
menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban
dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. .
Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan
data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada.
Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB
IV
PEMBAHASAN
- A. Pengetahuan akan Sistem Reproduksi Dalam Al-Qur’an
Menurut hasil angket kami,
didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu tentang sistem reproduksi
dalam Al-Qur’an adalah 37% responden menyatakan begitu mengetahui, 29%
menyatakan mengetahui, 21% menyatakan mengetahui tapi samar-samar, 7%
menyatakan kurang mengetahui, dan 6% lainnya menyatakan tidak mengetahui secara
pasti.
Hal itu menunjukkan bahwa responden
yang mengetahui secara persis apa itu dan sistem reproduksi dalam Al-Qur’an
lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam
persentase maka
Soal
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
||||
SS
|
S
|
B
|
KS
|
TS
|
||
1
|
12
|
13
|
5
|
0
|
0
|
30
|
2
|
13
|
14
|
1
|
2
|
0
|
30
|
3
|
20
|
6
|
2
|
2
|
0
|
30
|
4
|
12
|
3
|
8
|
2
|
5
|
30
|
5
|
2
|
15
|
12
|
1
|
0
|
30
|
6
|
9
|
11
|
10
|
0
|
0
|
30
|
7
|
20
|
10
|
0
|
0
|
0
|
30
|
8
|
10
|
6
|
13
|
1
|
0
|
30
|
9
|
3
|
15
|
5
|
3
|
4
|
30
|
10
|
10
|
15
|
4
|
0
|
1
|
30
|
11
|
1
|
2
|
14
|
6
|
7
|
30
|
12
|
8
|
2
|
5
|
10
|
5
|
30
|
13
|
24
|
5
|
1
|
0
|
0
|
30
|
14
|
3
|
5
|
10
|
5
|
7
|
30
|
15
|
18
|
8
|
3
|
1
|
0
|
30
|
Jumlah
|
165
|
130
|
93
|
33
|
29
|
450
|
37% responden menyatakan begitu
mengetahui, 29% menyatakan mengetahui, 21% menyatakan mengetahui tapi
samar-samar, 7% menyatakan kurang mengetahui, dan 6% lainnya menyatakan tidak
mengetahui secara pasti.
Hasil ini menunjukkan bahwa
penyuluhan dan pengetahuan akan sistem reproduksi dalam Al-Qur’an harus lebih
sering disosialisasikan, agar kita semua mengetahui secara pasti hal tersebut
agar kita dapat dapat menghindari yang dilarang oleh Allah SW
- B. Peran pemerintah dalam pengenalan dini sistem reproduksi manusia agar kita bisa terhindar dari hal yang menjerumuskan.
Sebenarnya pemerintah sudah berusaha
mengambil tindakan pengenalan dini sistem reproduksi manusia, terutama pada
para remaja seperti dengan mengadakan penyuluhan dari yang bersifat kecil
hingga besar. Begitu pula dengan mengupayakan hidup sehat tampa narkoba dan
seks bebas yang baru-baru ini muncul. Juga dengan pembuatan UU Anti Pornografi
dan Pornoaksi yang masih jalan di tempat. Tinggal bagaimana remaja-remajanya
yang menyikapi hal-hal tersebut.
Dari data angket yang kami sebarkan
ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah peran
pemerintah sudah ada dalam mengenalkan sejak dini sistem reproduksi manusia
sehingga kita bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan?“ Dan dari
pertanyaan itu, sebanyak 15 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak,
sebanyak 18 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, 8 orang
menyatakan lumayan, 3 orang menyatakan biasa-biasa saja dan 1 orang menyatakan
kurang.
Dari hasil angket diatas, dapat
disimpulkan bahwa upaya pemerintah sudah banyak, karena lebih banyak orang yang
beranggapan bahwa upaya pemerintah sudah banyak. Tapi alangkah lebih baik lagi
bila pemerintah mau menangani masalah ini lebih mendalam dan terperinci lagi
karena masalah ini adalah masalah serius.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat
disimpulkan bahwa:
- Sebagian besar dari kita telah mengetahui bahwa Al’Qur’an itu ternyata menyangkut hajat hidup orang banyak. Dari hal yang terbesar hingga hal-hal terkecil.
- Al-Qur’an itu tidak bisa dikatakan porno karena Al-Qur’an menjelaskan hal demikian dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membuat nafsu si pembaca.
- Peranan Pemerintah masih sangat diperlukan dalam hal yang demikian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan
keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
- Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat tentang Sistem Reproduksi dalam Al-Qur’an
- Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas,
- Kesadaran dari masyarakat untuk menyadari bahwa Al-Qur’an adalah Kitab Sempurna yang didalamnya berisi seluruh hajat mahluk hidup.
hadis tentang reproduksi gadak ya?
BalasHapus